Instagram

SELAMAT DATANG SAHABAT BLOGER

Senin, Juli 06, 2015

Persyaratan dan Prosedur Pengurusan SKCK, SKBS dan SKBN di Batusangkar

Ketika kita hendak mencari/melamar pekerjaan banyak dokumen-dokumen yang harus dipersiapkan. Dokumen-dokumen tersebut di antaranya Surat Keterangan Catatan Kepolisian(SKCK), Surat Keterangan Berbadan Sehat (SKBS), dan Surat Keterangan Bebas Narkoba(SKBN).
Berikut adalah persyaratan dan mekanisme pembuatan dokumen-dokumen tersebut di kota Batusangkar.
1. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK)
a. Datang ke kapolres tanah datar kemudian lengkapi persyaratan untuk memproses SKCK yaitu
1. fotokopi KTP
2. fotokopi Akte Kelahiran
3. fotokopi Kartu Keluarga
4. pas foto 4x6 (4) lembar/ (3) lembar jika memperpanjang
5. Kartu Identitas Sidik Jari
b. Mengisi formulir yang telah di sediakan oleh petugas dan kemudian menyerahkan formulir tersebut berserta persyaratan yang diminta untuk Kartu Identitas Sidik Jari cukup hanya memperlihatkan
c. Menunggu pemrosesan administarasi pembuatan SKCK beberapa menit dan kemudian pengambilan SKCK dengan pembayaran beban adm Rp. 10.000
CATATAN
Di beberapa daerah lain persyaratan di lengkapi dengan surat pengantar dari kepala desa, atau kepala lurah atau camat.
Untuk pembuatan Kartu Identitas Sidik Jari dapat di proses di polres dengan mengisi formulir yang di sediakan dan pengambilan sidik jari oleh pihak berwenang dengan membawa persyaratan berupa KTP dan pas foto 4x6 (3) lembar dan 3x4 (1) lembar serta di kenakan beban adm Rp. 20.000
SKCK berlaku selama 6 bulan dan untuk proses perpanjangan membawa persyaratan seperti yang di tulis di atas termasuk beban adm Rp. 10.000
Kartu Identitas Sidik Jari di simpan dengan baik Karena berlaku seumur hidup dan dapat di gunakan untuk hal-hal lainnya dan seluruh biaya adm yang di bebankan masuk ke kas negara
2. Surat Keterangan Berbadan Sehat (SKBS)
Datang ke RSUD dan membayar adm Rp. 10.000 kemudian menemui dokter umum di ruangan yang telah di tentukan kemudian melakukan serangkaian pemeriksaan setelah itu surat akan di proses oleh dokter terkait dan melapor ke pusat informasi untuk mengambil SKBS
3. Surat Keterangan Bebas Narkoba (SKBN)
Datang ke RSUD dan Membayar adm Rp. 130.000 kemudian melakukan pemeriksaan urin yang telah di ambil di laboratorium rumah sakit lalu surat akan di proses oleh pihak laboratorium setelah mengisi formulir yang di sediakan kemudian melapor ke pusat informasi untuk mengambil SKBN
CATATAN
Biaya yang di bebankan untuk pemeriksaan dan pemrosesan SKBN biasanya berkisar Rp. 100.000-Rp. 250.000 tergantung kebijakan rumah sakit daerah masing-masing

Rabu, Mei 13, 2015

The Story Behind "The Great Wall" of China

Bukan struktur bangunan ataupun metode pelaksanaan yang membuat bangunan ini fenomenal. Bangunan yang memiliki panjang 8.851 km, dengan masa pelaksanaannya yang terputus-putus dalam periode 2366 tahun dan memakan jutaan korban jiwa, serta aplikasi manajemen proyek membuatnya menjadi begitu fenomenal.
The Great Wall of China
Tembok Besar Tiongkok atau Tembok Raksasa Tiongkok (hanzi tradisional: 長城; hanzi sederhana: 长城; pinyin: Chángchéng, makna harafiah: Tembok Panjang), juga dikenal di Tiongkok dengan nama Tembok Sepanjang 10.000 Li¹ (萬里長城; 万里长城; Wànlĭ Chángchéng) merupakan bangunan terpanjang yang pernah dibuat manusia, terletak di Tiongkok
Tembok merupakan badan utama arsitektur tembok raksasa. Fungsinya menghubungkan menara suar, menara pengintai dan pintu gerbang menjadi sebuah garis pertahanan. Ketinggiannya tergantung pada bentuk dataran. Pada daerah-daerah strategis dibuat lebih tinggi. Pada saat melintasi gunung atau daerah dengan bentuk tidak rata dibuat serendah mungkin untuk menghemat bahan dan tenaga. Rata-rata tinggi tembok 23-26 kaki. Lebar bagian atasnya 5 m dan lebar bagian bawahnya 8 m. Setiap jarak 180 m sampai 270 m terdapat semacam menara pengintai, tinggi menara pengintai 11 sampai 12 meter, menara pengintai ini berfungsi juga untuk menyimpan senjata dan bahan pangan. Panjang totalnya 8.851 km. Sebagai pembanding bahwa ini setara jarak Jakarta – Amman (Yordania).
Di sisi dalam tembok dibangun pintu dan tangga untuk naik turun. Tembok Besar dibangun dengan menggunakan batu besar yang disisipi dengan tanah dan batu pecahan. Material yang digunakan untuk membuat tembok raksasa beda-beda sesuai periode dinasti. Sebelum batu bata ditemukan, tembok besar dibuat dari tanah, batu dan kayu. Karena pembangunannya selalu membutuhkan sumber daya yang banyak, para pekerja memanfaatkan bahan-bahan yang seadanya. Saat melewati gunung, batu gunung akan digunakan. Pada saat membangun di tanah datar, tembok dibuat dari tanah yang digemburkan dan jika melewati padang gurun, bahan yang digunakan adalah rerumputan campur pasir dan ranting-ranting pohon konifer.
Pada masa Dinasti Qin, teknologi belum maju, sehingga material yang digunakan adalah tanah atau tanah campur kerikil. Pada masa itu struktur benteng belum didirikan. Beberapa bagian tembok hanya terdiri dari gundukan batu-batu besar. Pada masa Dinasti Han, bahan tanah dan batu seperti masa sebelumnya masih umum digunakan. Pada masa Dinasti Tang, batu bata sudah diproduksi. Namun, karena mahal, hanya terbatas pada gerbang kota dan tembok yang dekat. Baru pada zaman Dinasti Ming, teknologi pembangunan tembok sudah lebih maju. Namun, baru pada pertengahan periode dinasti tersebut batu bata berkualitas diproduksi. Batu bata lebih baik daripada tanah atau batu kerikil karena lebih ringan, tahan beban dan lebih efektif dalam waktu yang cepat. Batu masih dipakai, terutama untuk fondasi, pinggiran luar dan dalam gerbang dikarenakan lebih kuat daripada batu bata. Adukan batu kapur dengan beras ketan efektif sebagai semen yang dapat merekatkan batu bata.
Tembok Besar Tiongkok tidak panjang terus menerus, tapi merupakan kumpulan tembok-tembok pendek yang mengikuti bentuk pegunungan Tiongkok utara. Pada tanggal 18 April 2009, setelah investigasi secara akurat oleh pemerintah Republik Rakyat Tiongkok, diumumkan bahwa tembok raksasa yang dikonstruksikan pada periode Dinasti Ming panjangnya adalah 8.851 km.
Menurut catatan sejarah, setelah tembok panjang dibangun oleh Ming, barulah dikenal istilah "changcheng" (长城, "tembok besar" atau "tembok panjang"). Sebelumnya istilah tersebut tidak ditemukan. Istilah Tembok Besar Tiongkok dalam Bahasa Mandarin adalah "wanli changcheng", bermakna "tembok yang panjangnya 10 ribu li". Pada masa sekarang istilah ini resmi digunakan.
Pada tahun 2009, Badan Survei dan Pemetaan dan Badan Administrasi Warisan Budaya Republik Rakyat Tiongkok melakukan penelitian untuk menghitung ulang panjang Tembok Besar Tiongkok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tembok Besar Tiongkok lebih panjang daripada rentang yang saat ini diketahui. Menurut pengukuran, panjang keseluruhan tembok mencapai 8.850 km. Proyek tersebut juga telah menemukan bagian-bagian tembok lain yang panjangnya 359 km, parit sepanjang 2232 km, serta pembatas alami seperti perbukitan dan sungai sepanjang 2232 km. Rentang rata-rata Tembok Besar Tiongkok adalah 5000 km, umumnya dikutip dari berbagai catatan sejarah.[
Menara suar atau fenghuotai (烽火台) digunakan untuk menyampaikan pesan militer dengan cara membuat sinyal asap pada siang hari dan api pada malam hari untuk memberitahukan adanya gerak-gerik musuh.[20] Merupakan salah satu bagian tembok besar terpenting, struktur ini dibuat di tiap bagian tembok raksasa dengan material lokal.[20] Di daerah pegunungan, tersusun dari batu bata, di padang rumput atau gurun terbuat dari tanah liat.[20] Bentuk bisa bulat, lonjong dan persegi.[20] Terdapat 3 jenis menara suar, yakni tipe yang dibangun di atas tembok, dalam tembok atau dibangun terpisah untuk mengintai musuh
Mutianyu tower
Struktur pintu gerbang berfungsi sebagai benteng pada posisi-posisi penting. Tersusun dari:
1.Chengqiang atau tembok pertahanan (城墙), dengan tinggi maksimal 10 meter.[21] Bagian luar terbuat dari batu bata besar atau batu granit.[21] Bagian dalam terbuat dari tanah kuning atau campuran batu-batu kerikil.[21] Di atas tembok dapat dilalui penunggang kuda.[21] Di sisi tembok terdapat tembok pelindung berbentuk persegi sebagai tempat untuk mengawasi dan berlindung.[21]
2.Chenglou atau menara gerbang (城楼): pintu untuk keluar masuk perbatasan, sebagai tempat keluarnya pasukan saat menyerang musuh.[21] Gerbang dinamakan sesuai dengan nama celah.[21]
3.Wangcheng: tembok kecil di luar tembok besar yang berfungsi sebagai pelindung pintu gerbang.[21]
4.Luocheng: tembok kedua untuk melindungi wengcheng.[21]
5.Parit dan saluran air dalam untuk memperlambat gerakan musuh, memberi kesempatan untuk menyerang dengan cepat.[21]
Design The Great Wall
Tembok merupakan badan utama arsitektur tembok raksasa.[22] Fungsinya menghubungkan menara suar, menara pengintai dan pintu gerbang menjadi sebuah garis pertahanan.[22] Ketinggiannya tergantung pada bentuk dataran.[22] Pada daerah-daerah strategis dibuat lebih tinggi.[22] Pada saat melintasi gunung atau daerah dengan bentuk tidak rata dibuat serendah mungkin untuk menghemat bahan dan tenaga.[22] Rata-rata tinggi tembok 23-26 kaki
@ nuqiang (女牆), tembok pelindung di sisi atas struktur tembok.[22] Dibangun untuk melindungi tentara dan kuda di atas tembok.[22] Jika tembok raksasa melintasi sisi gunung curam, hanya dibangun satu buah nuqiang untuk menghemat bahan.[22]
@ duokou (垛口) tembok bercelah untuk mengintai.[22] Doukou ini masih dilapisi oleh lapisan tembok lagi sebagai pelindung.[22]
@ jalur kuda:jalan setapak di sebelah menara pengintai yang bisa dilewati penunggang kuda untuk mencapai bagian atas tembok.[22]
@ quanmen: pintu melengkung di bagian dalam tembok sebagai jalan masuk ke atas tembok.[22]
Material yang digunakan untuk membuat tembok raksasa beda-beda sesuai periode dinasti.[23] Sebelum batu bata ditemukan, tembok besar dibuat dari tanah, batu dan kayu.[23] Karena pembangunannya selalu membutuhkan sumber daya yang banyak, para pekerja memanfaatkan bahan-bahan yang seadanya.[23] Saat melewati gunung, batu gunung akan digunakan.[23] Pada saat membangun di tanah datar, tembok dibuat dari tanah yang digemburkan dan jika melewati padang gurun, bahan yang digunakan adalah rerumputan campur pasir dan ranting-ranting pohon konifer.[23] Tembok dari bahan ini rapuh, mudah ditembus dan cepat hancur.[23]
Pada masa Dinasti Qin, teknologi belum maju, sehingga material yang digunakan adalah tanah atau tanah campur kerikil.[23] Pada masa itu struktur benteng belum didirikan.[23] Beberapa bagian tembok hanya terdiri dari gundukan batu-batu besar.Pada masa Dinasti Han, bahan tanah dan batu seperti masa sebelumnya masih umum digunakan.Pada masa Dinasti Tang, batu bata sudah diproduksi.[22] Namun, karena mahal, hanya terbatas pada gerbang kota dan tembok yang dekat.Baru pada zaman Dinasti Ming, teknologi pembangunan tembok sudah lebih maju.[23] Namun, baru pada pertengahan periode dinasti tersebut batu bata berkualitas diproduksi.[23] Batu bata lebih baik daripada tanah atau batu kerikil karena lebih ringan, tahan beban dan lebih efektif dalam waktu yang cepat. Batu masih dipakai, terutama untuk fondasi, pinggiran luar dan dalam gerbang dikarenakan lebih kuat daripada batu bata.[23] Adukan batu kapur dengan beras ketan efektif sebagai semen yang dapat merekatkan batu bata.[23]
Sejarahnya, pembangunan tembok adalah salah satu bagian terpenting dalam sejarah arsitektur Tiongkok, yakni untuk membatasi wilayah-wilayah perkotaan dan perumahan. Berbagai teori mengapa tembok besar didirikan antara lain sebagai benteng pertahanan, batas kepemilikan lahan, penanda perbatasan dan jalur komunikasi untuk menyampaikan pesan. Berdasarkan bukti tertulis yang bisa diterima umum, pada dasarnya Tembok Besar Tiongkok dikonstruksikan mayoritas pada periode Dinasti Qin, Dinasti Han dan Dinasti Ming.[14] Namun, sebagian besar rupa tembok raksasa yang berdiri pada saat ini merupakan hasil dari periode Ming.
Sebelum periode Dinasti Qin, pembangunan tembok raksasa paling awal dilakukan pada Zaman Musim Semi dan Gugur (722 SM-481 SM) dan Zaman Negara Perang (453 SM- 221 SM) untuk menahan serangan musuh dan suku-suku dari utara Tiongkok.[15] Negeri-negeri yang tercatat berkontribusi dalam konstruksi pertama antara lain negeri Chu, Qi, Yan, Wei dan Zhao.[14] Dalam periode-periode berikutnya, tembok raksasa bertambah panjang, diperbaiki dan dimodifikasi.[
Pada tahun 220 SM di bawah perintah Kaisar Qin Shi Huang, Jendral Meng Tian mengumpulkan tenaga kerja sebanyak 300 ribu orang untuk menyambungkan tembok-tembok sebelumnya sebagai garis pertahanan.[15] Pembangunan yang memakan waktu 9 tahun memerlukan biaya mahal dan mengorbankan rakyat jelata.[15] Tenaga kerja yang jadi korban mencapai jutaan jiwa sehingga negara menjadi lemah.[15][16] Kebencian rakyat pada kerja paksa tersebut memicu kemarahan petani yang berontak menggulingkan Dinasti Qin.[17] Setelah itu, pembangunan tembok raksasa tidak dilanjutkan
Tahun 127 SM, saat Kaisar Han Wudi berkuasa (140 SM-87 SM), proyek renovasi dan pembangunan bagian-bagian tembok lama dilaksanakan selama 20 tahun menambah panjang tembok secara keseluruhan menjadi 1000 km.[18] Pada periode pertama Han, tembok raksasa berfungsi sebagai pelindung kawasan barat dari Bangsa Hun yang mengancam rakyat Tiongkok.[18] Setelah pengaruh Hun melemah, pembangunan tembok tidak dilanjutkan. Mulai tahun 39 M, atas perintah Guang Wudi, jendral Ma Cheng memulai kembali proyek pembangunan tembok besar.[18] Pada saat itu, bangsa Hun terpecah menjadi 2 bagian, utara dan selatan.[18] Bangsa Hun utara berhasil ditundukkan oleh Han sementara bagian selatan berdamai.[18] Setelah itu, pembangunan tembok raksasa ditinggalkan karena Tiongkok sudah mempunyai kekuatan militer yang besar.[
Pada masa Dinasti Ming (1368-1644), setelah menaklukkan bangsa Mongol, tembok raksasa dari periode sebelumnya dikonstruksikan kembali[19], dengan catatan panjang 5.650 km.[1] Pada masa ini, Tembok Besar Tiongkok dibagi ke dalam 9 distrik militer yang dilengkapi benteng-benteng pertahanan dan pintu gerbang untuk mengawasi daerah perbatasan.[19] Di atasnya dibuat jalan sebagai jalur transportasi.[19] Pintu gerbang paling timur dinamakan Shanhaiguan dan pintu gerbang paling barat dinamakan Jiayuguan.
Beberapa tahun belakangan mulai ditemukan beberapa bagian tembok di wilayah-wilayah Tiongkok yang tak terjangkau. Pada tahun 1998, ditemukan situs tembok dekat salah satu jalur sutra di antara provinsi Gansu dan Xinjiang. Tembok-tembok yang dibangun dari tanah berpasir kuning dan ranting-ranting Eucalyptus marginata tersebut memiliki panjang 500 km, termasuk benteng pertahanan kokoh. Penemuan ini menambah panjang tembok besar menjadi 2.700 km.[3]
Di gurun-gurun pasir di Daerah Otonomi Ningxia Hui yang sering berpindah-pindah, juga telah membuka bagian-bagian tembok dan benteng konstruksi Ming.[3]
Penemuan prasasti yang berisi ukiran tulisan di berbagai wilayah Tiongkok di sekitar tembok menjadi sumber sejarah tertulis penting tentang dokumentasi pembangunan Tembok Besar Tiongkok. Prasasti paling awal adalah inskripsi Dinasti Qi Utara (550-577). Prasasti Dinasti Ming banyak ditemukan di Beijing dan provinsi Hebei, namun terancam rusak atau hilang karena hujan, angin, erosi dan kerusakan lingkungan.[3]
Dalam penelitian itu, teknologi GPS dan infra merah yang digunakan dapat membantu mendeteksi beberapa bagian yang terkubur akibat badai pasir. Bagian-bagian baru yang ditemukan adalah hasil konstruksi pada masa Dinasti Ming (1368-1644) yang membentang dari Pegunungan Hu di provinsi Liaoning bagian utara sampai Celah Jiayu di barat provinsi Gansu. Proyek ini juga memetakan bagian-bagian tembok yang didirikan pada zaman Qin (221-206 SM) dan Han (206 SM-9M)
jiyagun wall
Walaupun merupakan situs yang dilindungi, Tembok Besar Tiongkok mengalami banyak kerusakan yang sebagian besar diakibatkan pembangunan infrastruktur yang serampangan, pencurian artefak batu inskripsi dan bagian-bagian tembok dan perbaikan yang dilakukan sembarangan. Laporan konservasi pada awal tahun 2004 melaporkan bahwa hanya 1/3 dari panjang 6.350 km tembok yang sekarang masih terpelihara, membuat rentang tembok "semakin pendek". Banyak warga di sekitar situs-situs kuno tidak mengetahui mereka tinggal berdekatan karena pandangan mengenai tembok raksasa merupakan benteng arsitektur Ming yang kokoh, namun sebenarnya kondisi Tembok Besar Tiongkok tidak seragam. Penduduk sekitar menggunakan batu bata tembok besar untuk membangun rumah dan kandang hewan ternak. Tembok yang berada di luar Beijing merupakan bagian yang paling terancam, seperti di provinsi Shaanxi dan Ningxia. Dari 2.000 km rentang tembok di provinsi Shaanxi, 1/3 dari 850 km dari struktur Ming telah lenyap karena aktivitas pembangunan infrastruktur dan industri. Sebanyak 40 lobang tembok ditembus oleh jalan untuk kendaraan. Sementara itu, tembok besar di Daerah Otonomi Ningxia Hui yang memiliki panjang 1500 km yang didirikan dari berbagai periode mulai dari Zaman Negara Berperang, Dinasti Qin, Dinasti Han, Dinasti Sui dan Dinasti Ming merupakan bagian yang rentan perusakan seperti dibobol untuk jalur kendaraan dan erosi. Upaya dan proyek-proyek renovasi telah dilakukan oleh pemerintah Republik Rakyat Tiongkok guna memperbaiki kerusakan. Salah satunya dengan cara membuka jurusan Studi Tembok Raksasa (长城学;Changchengxue) di universitas-universitas lokal. Studi ini adalah cabang baru sejarah Tiongkok yang dikembangkan untuk menarik perhatian arkeolog dan peneliti muda untuk menelusuri sejarah tembok raksasa dan pelestariannya.

Senin, Mei 11, 2015

MeTanteiBayoo: Detective Conan Movie 08 & 09 Subtitle Indonesia

MeTanteiBayoo: Detective Conan Movie 08 Subtitle Indonesia:  Pesulap Langit Perak

SINOPSIS - STAFF YANG
MENGERJAKAN TRANSLATOR EDITOR KARA ENCODER UPLOADER STREAMING
...





MeTanteiBayoo: Detective Conan Movie 09 Subtitle Indonesia: Strategi di atas Kedalaman

SINOPSIS - STAFF YANG MENGERJAKAN TRANSLATOR EDITOR KARA ENCODER UPLOADER STREAM...

Jumat, Mei 08, 2015

Kamis, Mei 07, 2015

MeTanteiBayoo: Detective Conan Movie 06 Subtitle Indonesia

MeTanteiBayoo Detective Conan Movie 06 Subtitle Indonesia:

 Hantu Jalan Baker 


SINOPSIS - STAFF YANG MENGERJAKAN TRANSLATOR EDITOR KARA ENCODER UPLOADER STREAMING AG...

Wajah rupawan tidak selalu menguntungkan [laporan bbc.co.uk]

Punya wajah cantik atau tampan memang bisa mendatangkan keuntungan dalam hidup, tetapi para psikolog mengatakan ada lubang perangkap yang tidak banyak diketahui orang untuk mereka yang berwajah sangat indah.
Bisakah orang menjadi terlalu cantik atau tampan? Untuk kebanyakan dari kita, ini bukanlah masalah yang perlu dipikirkan karena malah mungkin kita lebih sering bermimpi untuk memiliki wajah indah.
Namun, berkat dan kutukan karena memiliki wajah sangat cantik atau tampan sudah lama menjadi perhatian dunia psikologi. Apakah mereka yang berwajah simetris sempurna dan yang bertubuh sangat menawan memang terus hidup dipuji-puji, ataukah kadang-kadang lebih baik jadi orang yang berwajah biasa-biasa saja?
Dengan mempelajari penemuan berdekade-dekade, psikolog sosial Lisa Slattery Walker dan Tonya Frevert dari Universitas North Carolina di Charlotte meninjau semua bukti-bukti yang ada dan kesimpulan mereka mungkin tidaklah seperti yang Anda harapkan.
Di tingkat yang paling dangkal, kecantikan mungkin dianggap membawa banyak keuntungan: kita melihat seseorang yang berwajah menawan, dan pikiran bawah sadar kita menghubungkannya dan menyimpulkan bahwa mereka sudah pasti diuntungkan juga dalam hal-hal lain. “Ini salah satu dari banyak sifat yang dapat kita identifikasikan sejak awal dalam interaksi kita,” kata Walker.
prasangka
Ketika mengobati orang yang sakit, dokter cenderung kurang memperhatikan saat memeriksa orang-orang yang menarik salah satu prasangka yang dihadapi mereka yang berwajah indah
Untuk para psikolog, hal ini disebut sebagai pendekatan praktis “apa yang indah pasti bagus”, tetapi para penggemar film seri komedi TV 30 Rock mungkin akan mengenali hal ini sebagai 'the bubble (gelembung busa)'.
Tokoh Jon Hamm dalam seri komedi ini sangat tidak cakap dalam banyak hal, tetapi tetap bisa hidup senang dalam khayalannya berkat wajah tampannya. Sebagai dokter, misalnya, ia bahkan tidak dapat melakukan perasat Heimlich (Heimlich manoeuvre), tetapi tetap bisa lulus sekolah kedokteran karena pesona alaminya.
Pendapatan lebih tinggi
Menurut bukti-bukti yang ada, ‘gelembung busa’ ini memang kenyataan. Dalam dunia pendidikan misalnya, Walker dan Frevert menemukan begitu banyak penelitian yang menunjukkan pelajar yang berwajah lebih cantik atau tampan -baik di sekolah maupun universitas- cenderung dinilai oleh para guru sebagai orang yang lebih kompeten dan pandai –dan hal tersebut tercermin dalam nilai yang diberikan kepada mereka.
Selain itu, pengaruh ‘gelembung busa’ juga mengembang setelah bertahun-tahun. “Ada efek kumulatifnya,” kata Frevert. “Orang itu menjadi lebih percaya diri dan memiliki keyakinan yang lebih positif serta peluang yang lebih banyak untuk menunjukkan kemampuannya.”
Di tempat kerja, wajah yang indah memang dapat menjadi pembawa rezeki. Ketika semua hal dipertimbangkan, orang yang berwajah lebih menarik cenderung mendapatkan lebih banyak uang dan menaiki tangga karier yang lebih tinggi di perusahaan dibandingkan orang-orang yang dianggap tidak terlalu elok di mata.
Satu penelitian terhadap para lulusan sarjana bisnis MBA menemukan ada perbedaan sekitar 10% sampai 15% pada pendapatan antara orang yang paling menarik dan paling tidak menarik di dalam kelompok –yang jika dijumlahkan bisa mencapai sekitar US$230.000 (Rp2,9 miliar) selama masa hidup. “Orang-orang itu dianugerahi keuntungan sepanjang hidupnya, mulai dari masa sekolah sampai di tempat kerja,” kata Walker.
Bahkan di pengadilanpun, penampilan menawan bisa memberikan efek sulap. Terdakwa yang berwajah rupawan akan lebih mungkin mendapatkan hukuman yang lebih ringan, atau bahkan bebas total dari hukuman, sementara penggugat yang menarik akan lebih mungkin memenangkan perkara dan mendapatkan uang penyelesaian perkara yang lebih besar. “Ini merupakan dampak yang merasuk,” kata Walker
Walau wajah rupawan menguntungkan di sebagian besar keadaan, ada situasi-siatuasi ketika mana wajah indah justru menjadi pemuklu balik. Pria yang tampan mungkin juga dianggap sebagai pemimpin yang lebih baik, misalnya, namun prasangka seksis yang tersirat terhadap kaum perempuan yang cantik malah mungkin membuat mereka lebih tidak mungkin dipekerjakan di jabatan tinggi yang memerlukan kewibawaan. (Jika Anda ingin melihat apa kata Hollywood tentang keadaan ini, Frevert dan Walker menyarankan untuk menonton Reese Witherspoon di film Legally Blonde.)
Perhatian kurang untuk orang cantik
Dan seperti yang Anda duga, orang-orang yang berwajah elok dari jenis kelamin apapun dapat menjadi sasaran rasa iri. Sebuah penelitian menemukan jika orang yang cantik atau tampan diwawancarai untuk pekerjaan oleh seseorang dari jenis kelamin yang sama, pewawancara akan lebih mungkin tidak menerima orang yang menarik itu jika mereka menilai orang yang diwawancara lebih menarik daripada diri mereka.
Yang lebih mengkhawatirkan lagi, berwajah mempesona dapat membahayakan perawatan medis yang diterima. Kita cenderung menghubungkan penampilan yang elok dengan kesehatan, artinya penyakit sering kali ditanggapi dengan tidak serius ketika penyakit menyerang mereka yang berwajah rupawan. Ketika mengobati orang yang sakit, dokter cenderung kurang memperhatikan saat memeriksa orang-orang yang menarik.
Dan kecantikan bisa juga berarti kesepian. Seuah penelitian tahun 1975 misalnya, menemukan orang-orang cenderung menjauhi perempuan yang cantik jika berpapasan di jalan sempit –mungkin sebagai tanda penghormatan, tetapi tetap membuat interaksi lebih sulit.
“Daya tarik dapat menyampaikan tentang kekuatan atau kekuasaan dalam ruang yang terlihat tapi juga selanjutnya bisa membuat orang lain merasa tidak bisa mendekati orang itu,” kata Frevert.
Cantik dan kecemasan?
Yang menarik, situs web kencan online OKCupid baru-baru ini melaporkan bahwa orang-orang dengan foto profil yang sempurna dan menawan lebih kecil kemungkinannya mendapatkan teman kencan dibandingkan yang memasang foto wajah yang tidak terlalu sempurna, mungkin karena calon pengencan tidak merasa terlalu terintimidasi.
Jadi, seperti sudah Anda duga, berwajah menawan tidak pasti memberikan kebahagiaan walaupun memang membantu. Frevert dan Walker sangat ingin menekankan seperti halnya konsep kita tentang kecantikan, bahwa pengaruh-pengaruh ini juga bersifat dangkal serta tidak berakar kuat dalam biologi kita, seperti yang disebutkan sejumlah orang.
“Kita memiliki gambaran sosok ideal tentang orang yang cantik atau tampan yang dipengaruhi budaya yang membuat kita mengatakan bahwa seseorang menarik atau tidak, dan gambaran ideal ini juga yang membuat kita mengasosiasikannya dengan kemampuan,” kata Walker.
Dengan kata lain, ini merupakan jalan pintas kognitif untuk menilai secara cepat. “Dan seperti banyak jalan pintas lain yang kita pakai, jalan pintas ini tidak terlalu bisa diandalkan,” kata Frevert. Untuk mengurangi dampaknya pun cukup mudah –misalnya, bagian sumber daya manusia memberikan informasi lebih banyak tentang prestasi seorang calon sebelum wawancara kerja.
Yang pasti, Frevert menunjukkan bahwa memfokuskan diri telalu banyak pada penampilan dapat berakibat buruk jika kemudian menciptakan stres dan kecemasan, bahkan untuk mereka yang sudah dianugerahi rupa yang elok sekalipun. “Jika kita terobsesi dengan kecantikan, ini mungkin mengubah pengalaman dan interaksi kita,” katanya.
Mungkin kedengarannya klise, tapi secantik apa pun tidak akan bisa menutupi kepribadian yang buruk. Seperti dikemukakan penulis Dorothy Parker dengan elegan: “Kecantikan hanya sebatas kulit, tapi keburukan meresap sampai ke tulang.”
Baca versi asli artikel ini dalam Bahasa Inggris: The surprising downsides of being drop dead gorgeous di BBC Future.
SUMBER : http://www.bbc.co.uk/indonesia/vert_fut/2015/05/150503_vert_fut_cantik#share-tools

Selasa, Mei 05, 2015

"TITAN(IC)" Ketika Fiksi Menjadi Nyata

Tragedi tenggelamnya sebuah kapal yang bernama "Titanic", seolah-oleh telah diramalkan dalam sebuah novel yang terbit 14 tahun sebelumnya. Bahkan, banyak persamaannya, ntah itu hanya kebetulan belaka, yang jelas hal ini mengandung sebuah misteri di dalamnya.
"The Wreck of The Titan", sebuah judul novel karya Morgan Robertson, yang menceritakan malapetaka tenggelamnya sebuah kapal raksasa bernama "Titan". Lalu bagaimana kemiripan kapal Titan dalam karya fiksi tersebut dengan Titanic? Dan bagaimana pula karya tersebut bisa dibilang merupakan ramalan tenggelamnya Titanic?
Tidak hanya itu saja, sebenarnya nama kapal pun hanya beda tipis saja, tinggal ditambah dua huruf "i & c" pada akhiran kapal dalam karya fiksi Robertson, Titan, maka jadilah Titanic.
Namun, dari sejumlah kesamaan tersebut, terdapat pula beberapa perbedaan. Titan, dalam novel tersebut tenggelam ketika kembali dari New York, setelah berkunjung 3 kali. Sedangkan, Titanic tenggelam pada saat pelayaran perdananya menuju ke New York.
Novel karya Morgan Robertson tersebut terbit pada tahun 1898, sedangkan Titanic tenggelam 14 tahun kemudian di tahun 1912. Pada saat Robertson menulis novelnya, belum ada teknologi yang dapat membuat kapal sebesar Titan, dan hal ini sudah barang tentu merupakan hasil imajinasinya.
Robertson pun menggambarkan kesombongan manusia yang menyebut kapal tersebut tidak dapat tenggelam, hingga Titan hanya menyediakan 24 sekoci penyelamat untuk 2500 penumpangnya. Hal yang sama juga terjadi pada Titanic, begitu yakinnya Titanic tak dapat tenggelam, hingga pemilik kapal hanya menyediakan 20 sekoci penyelamat untuk 2224 penumpang, atau hanya separuh dari jumlah sekoci yang dibutuhkan.
Adakah dari calon penumpang Titanic yang sebelumnya pernah membaca novel tersebut, lalu berpikir bahwa novel tersebut merupakan sebuah pertanda yang tidak baik? Lalu kemudian membatalkan perjalanannya di menit-menit terakhir? Bisa jadi ada, mungkin juga tidak.
Apakah novel Morgan Robertson ini merupakan sebuah ramalan? Atau hanya kebetulan belaka? Penilaian tidak akan ada habis tentunya. Sebuah misteri yang tak pernah terungkap, dapat dipetik untuk menjadi pelajaran yang sangat berharga.
Sumber: KEMIRIPAN SEBUAH NOVEL ATAS TRAGEDI KAPAL TITANIC ~ www.SMARTNEWZ.info

Jumat, Mei 01, 2015

MeTanteiBayoo: Detective Conan Movie 03 & 04 Subtitle Indonesia

MeTanteiBayoo: Detective Conan Movie 03 Subtitle Indonesia:

Penyihir Terkahir dari Abad Ini 
SINOPSIS - STAFF YANG
MENGERJAKAN TRANSLATOR EDITOR KARA ENCODER UPLOADER ST...





MeTanteiBayoo: Detective Conan Movie 04 Subtitle Indonesia:

Tertangkap di Matanya 
SINOPSIS - STAFF YANG MENGERJAKAN TRANSLATOR EDITOR KARA ENCODER UPLOADER STREAMING ...

Senin, April 27, 2015

Kekaisaran Mongolia

Kekaisaran Mongolia adalah kekaisaran kedua terbesar dalam sejarah dunia, hanya dikalahkan oleh Imperium Britania, menguasai sekitar 33 juta km² pada puncak kejayaannya, dengan perkiraan penduduk sebanyak di atas 100 juta orang dan menjadi yang paling kuat di antara semua kekaisaran abad pertengahan
Sejarah berdirinya Kekaisaran Mongolia
Kekaisaran Mongolia didirikan oleh Jenghis Khan pada tahun 1206 sesudah mempersatukan Suku-suku Mongolia yang saat itu sering berselisih di antara sesama dan memulai banyak penaklukan di seluruh benua Eurasia yang dimulai dengan penaklukan Dinasti Xia Barat di Cina Utara dan Kerajaan Khawarezmia di Persia. Pada puncaknya, Kekaisaran Mongolia menguasai sebagian besar wilayah Asia Tenggara ke Eropa tengah. Selama keberadaannya, Mongolia melakukan pertukaran budaya antara Timur, Barat dan Timur Tengah sekitar abad ke-13 dan 14.
Kekaisaran Mongolia dipimpin oleh Khagan (Khan Agung keturunan Jenghis Khan) secara turun-temurun. Sesudah kematian Jenghis Khan, Kekaisaran Mongolia pada dasarnya terbagi menjadi empat bagian yaitu; Dinasti Yuan (Cina), Ilkhanate (Persia), Chagatai Khanate (Asia Tengah), dan Golden Horde (Rusia). Semua wilayah pembagian itu dipimpin oleh keturunan Jenghis Khan.
Antara tahun 960 hingga 1279, Tiongkok dikuasai oleh beberapa dinasti. Pada tahun 960, Dinasti Song (960-1279) yang beribu kota di Kaifeng menguasai sebagian besar Tiongkok dan mengawali suatu periode kesejahteraan ekonomi. Wilayah Manchuria (sekarang dikenal dengan Mongolia) dikuasai oleh Dinasti Liao (907-1125) yang selanjutnya digantikan oleh Dinasti Jin (1115-1234). Sementara itu, wilayah barat laut Tiongkok yang sekarang dikenal dengan provinsi-provinsi Gansu, Shaanxi, dan Ningxia dikuasai oleh Dinasti Xia Barat antara tahun 1032 hingga 1227.
Antara tahun 1279 hingga tahun 1368, Tiongkok dikuasai oleh Dinasti Yuan yang berasal dari Mongolia dan didirikan oleh Kublai Khan. Dinasti ini menguasai Tiongkok setelah berhasil meruntuhkan Dinasti Jin di utara sebelum bergerak ke selatan dan mengakhiri kekuasaan Dinasti Song. Dinasti ini adalah dinasti pertama yang memerintah seluruh Tiongkok dari ibu kota Beijing. Sebelum invasi bangsa Mongol, laporan dari dinasti-dinasti Tiongkok memperkirakan terdapat sekitar 120 juta penduduk; namun setelah penaklukan selesai secara menyeluruh pada tahun 1279, sensus tahun 1300 menyebutkan bahwa terdapat 60 juta penduduk.[28] Demikian pula pada pemerintahan Dinasti Yuan terjadi epidemi abad ke-14 berupa wabah penyakit pes (Kematian Hitam), dan diperkirakan telah menewaskan 30% populasi Tiongkok saat itu
Menurut ahli sejarah barat R.J. Rummel, diperkirakan sekitar 30 juta orang terbunuh dibawah pemerintahan Kekaisaran Mongolia dan sekitar setengah jumlah populasi Tiongkok habis dalam 50 tahun pemerintahan Mongolia.
WILAYAH INVASI TENTARA MONGOL
Invasi Suriah 1299 Invasi Pulau Jawa 1293 Serangan terhadap Polandia 1287 Invasi Vietnam 1287 Serangan terhadap Bulgaria 1285 Invasi Vietnam 1285 Invasi Kerajaan Champa 1283 Invasi Jepang 1281 Invasi Tiongkok Selatan 1279 Invasi ke Myanmar 1277, 1287 Serangan terhadap Lituania 1275 Serangan terhadap Bulgaria 1274 Invasi Jepang 1274 Invasi Suriah 1259 Serangan terhadap Lituania dan Polandia 1259 Invasi ke Halych-Volynia 1258–1259 Serangan terhadap Vietnam 1258 Invasi Baghdad 1258 Invasi Vietnam 1257 Invasi Korea 1254 Invasi Persia, Suriah dan Mesopotamia 1251–1259 Invasi Korea 1251 Invasi Korea 1247 Invasi Anatolia 1244 Invasi Serbia, Bulgaria, Wallachia 1242 Invasi Polandia, Lituania, Hongaria, Bohemia, Austria 1241 Invasi Ukraina 1240 Invasi Rusia 1237–1238 Invasi Korea 1235 Invasi Korea 1232 Invasi Korea 1231 Invasi India 1222, 1241, 1257, 1292, 1298, 1306, 1327 Invasi Khwarezmia 1218–1220 Invasi Tiongkok Utara 1211–1234 Invasi Tiongkok Barat 1205–1209
Dari luasnya wilayah yang di invasi kekaisaran mongol hanya dua wilayah yang gagal ditaklukan dan bahkan diwilayah atau serangan terhadap kerajaan tersebut membuat tentara mongol kalah dan bahkan di pukul mundur yaitu pada saat invasi dinasti mameluk di mesir dan pada saat menginvasi tanah jawa yang menjadi tonggak awal berdirinya kerajaan Majapahit selain itu tentara mongol juga berhasil dipukul mundur kerajaan Trần Hưng Đạo di vietnam namun perang berakhir dengan kesepakatan vietnam berada di bawah proktetorat mongol
berikut beberapa catatan sejarah invasi pasukan mongol
INVASI PULAU JAWA
Serbuan Yuan-Mongol ke Jawa adalah invasi Kekaisaran Tiongkok-Mongol di bawah Dinasti Yuan ke tanah Jawadwipa (pulau Jawa sekarang). Pada tahun 1293, Kubilai Khan, Khan Agung Kekaisaran Mongol dan pendiri Dinasti Yuan, mengirim invasi besar ke pulau Jawa dengan 20,000[1] sampai 30,000 tentara. Ini adalah ekspedisi untuk menghukum Raja Kertanegara dari Kerajaan Singhasari, yang menolak membayar upeti dan bahkan melukai utusan Mongol.
Kubilai Khan, penguasa Kekaisaran Mongol dan kaisar Dinasti Yuan, mengirim utusan ke banyak negara untuk meminta mereka tunduk di bawah kekuasaannya dan membayar upeti. Men Shi atau Meng-qi (孟琪), salah satu utusannya yang dikirim ke Jawadwipa, tidak diterima dengan baik di sana.[2] Penguasa Kerajaan Singhasari, Kertanagara, tidak bersedia tunduk kepada Mongol. Kertanegara lalu mengecap wajah sang utusan dengan besi panas seperti yang biasa dilakukan terhadap pencuri, memotong telinganya, dan mengusirnya secara kasar.
Kubilai Khan sangat terkejut dengan kejadian tersebut. Pada tahun 1292, dia pun memerintahkan dikirimkannya ekspedisi untuk menghukum Kertanegara, yang dia sebut orang barbar. Berdasarkan naskah Yuan shi, yang berisi sejarah Dinasti Yuan, 20,000-30,000 prajurit dikumpulkan dari Fujian, Jiangxi dan Huguang di Cina selatan, bersama dengan 1,000 kapal serta bekal untuk satu tahun.[3][4] Pemimpinnya adalah Shi-bi (orang Mongol), Ike Mese (orang Uyghur), dan Gaoxing (orang Cina). Jenis kapal yang digunakan tidak disebutkan dalam Yuan shi, tapi kemungkinan adalah kapal besar karena perahu-perahu kecil harus dibuat untuk memasuki sungai di Jawadwipa.
Sementara itu, setelah mengalahkan Kerajaan Sriwijaya di Sumatra pada tahun 1290, Kerajaan Singhasari menjadi kerajaan terkuat di daerah itu. Akan tetapi Jayakatwang, Adipati di Kediri, negara vasal Singhasari, memberontak dan berhasil membunuh Kertanagara. Sebagian besar kerabat dan bekas keluarga kerajaan membencinya. Menantu Kertanegara, Raden Wijaya, diampuni oleh Jayakatwang dengan bantuan wali dari Madura, Arya Wiraraja. Raden Wijaya kemudian diberi tanah hutan di Tarik. Dia membuka hutan itu dan mendirikan sebuah desa di sana. Desa itu diberi nama Majapahit, yang diambil dari nama buah maja di sana yang memiliki rasa yang pahit, sehingga jadilah namanya Majapahit (maja+pahit).
Pasukan Yuan berangkat dari Quanzhou bagian selatan,[5] lalu menyusuri pesisir Dai Viet dan Champa untuk menuju sasaran utama mereka. Negara-negara kecil di Malaya dan Sumatra tunduk dan mengirim utusan kepada mereka, dan komandan Yuan meninggalkan beberapa darughachi di sana. Diketahui bahwa pasukan Yuan sempat berhenti di Ko-lan (Biliton, sekarang Pulau Belitung) pada bulan Januari 1293. Setelah tiba di Jawadwipa (= pulau Jawa) di Pelabuhan Tuban (sekarang di Kabupaten Tuban, Jawa Timur) tanggal 1 Maret 1293, Shi-bi memecah pasukannya, dia mengirim sebagian pasukan pasukan untuk berjalan lewat darat, dan sebagian lainnya menyusuri sungai menggunakan perahu. Berdasarkan Kidung Panji-Wijayakrama, pasukan Yuan kemungkinan sempat menjarah desa Tuban dalam perjalanan mereka. Ketika pasukan Yuan tiba di Jawadwipa, Raden Wijaya berusaha bersekutu dengan mereka untuk melawan Jayakatwang. Dia memberi pasukan Mongol peta daerahg Kalang. Berdasarkan, Yuan-shi, Raden Wijaya pada awalnya sudah berusaha menyerang Jayakatwang sendirian namun tidak berhasil, sampai kemudian dia mendengar tentang kedatangan pasukan Yuan. Raden Wijaya lalu meminta bantuan mereka. Sebagai balasannya, Raden Wijaya berjanji akan tunduk pada kekuasaan Yuan.
Kisah perang tersebut diceritakan secara singkat dalam Yuan-shi:
…Pasukan dari Daha datang menyerang Wijaya pada hari ketujuh bulan itu, Ike Mese dan Gaoxing datang pada hari kedelapan, beberapa prajurit Daha dikalahkan, sisanya kabur ke pegunungan. Pada hari kesembilan belas, pasukan Mongol bersama sekutu mereka tiba di Daha, bertempur melawan lebih dari seratus ribu prajurit, menyerang tiga kali, membunuh 2.000 orang sambil memaksa ribuan lainnya mundur ke sungai lalu meneggelamkan mereka. Jayakatwang mundur kembali ke istananya …
Setelah Jayakatwang dikalahkan oleh pasukan Mongol, Raden Wijaya kembali ke Majapahit, berpura-pura hendak menyiapkan pembayaran upeti untuk Mongol, dan meninggalkan sekutu Mongolnya berpesta merayakan kemenangan mereka. Shi-bi dan Ike Mese mengizinkan Raden Wijaya kembali ke daerahnya untuk menyiapkan upeti serta surat penyerahan diri, namun Gaoxing tidak menyukai hal ini dan dia memperingatkan dua komandan lainnya. Raden Wijaya kemudian meminta sebagian pasukan Yuan untuk datang ke negaranya tanpa membawa senjata. Akhirnya, dua ratus prajurit Yuan yang tak bersenjata dan dipimpin oleh dua orang perwira dikirim ke negara Raden Wijaya. Akan tetapi Raden Wijaya dengan cepat memobilisasi pasukannya dan menyergap rombongan pasukan Yuan. Setelah itu Raden Wijaya menggerakkan pasukannya menuju kamp utama pasukan Yuan dan melancarkan serangan tiba-tiba. Dia berhasil membunuh banyak prajurit Yuan sedangkan sisanya berlari kembali ke kapal mereka. Pasukan Yuan mundur secara kacau karena angin muson yang dapat membawa mereka pulang akan segera berakhir, sehingga mereka terancam terjebak di pulau Jawa untuk enam bulan berikutnya. Akibat dari serangan itu, pasukan Yuan kehilangan 3.000 prajurit terbaiknya.
Tiga jenderal Yuan, kehilangan semangat karena terusir dari tanah Jawadwipa dan kehilangan banyak prajurit elit, akhirnya kembali ke Cina bersama sisa pasukan yang selamat. Mengetahui bahwa pasukannya gagal, Kubilai Khan menjadi sangat marah. Dia menghukum Shi-bi dengan 70 cambukan dan menyita sepertiga harta kekayaannya karena kegagalan yang menimpa pasukannya. Ike Mese juga dihukum dan sepertiga harta kekayaannya disita. Sementara Gaoxing mengalami nasib yang berbeda, dia dihadiahi 50 tael emas karena melindungi pasukan dari kehancuran total. Di kemudian hari, Shi-bi dan Ike Mese dimaafkan, dan kaisar mengembalikan reputasi serta harta kekayaan mereka.[7] Kegagalan ini sekaligus merupakan ekspedisi militer terakhir Kubilai Khan. Sebaliknya, Majapahit kemudian menjadi negara paling kuat pada masanya di Nusantara.
INVASI KEKAISARAN MONGOL KE VIETNAM
Tran Hung Dao terlahir dengan nama Tran Quoc Tuan (陈国峻) di Nam Dinh pada tahun 1228. Ayahnya, Tran Lieu, adalah kakak dari raja Tran Thai Tong. Tidak lama sebelum kelahiran Tran, tahun 1225, terjadi kericuhan politik akibat pergantian dinasti dimana penguasa terakhir Dinasti Ly, Ratu Ly Chieu Hoang menyerahkan tahta pada suaminya, Tran Thai Tong. Keluarga Dinasti Ly menunding bahwa keluarga Tran menyabot tahta dan dalang di balik semua ini adalah paman raja yang juga walinya, Tran Thu Do. Tak lama setelah Dinasti Tran berdiri, Tran Thu Do memaksa Tran Lieu membatalkan pernikahannya dengan istrinya, Putri Thuan Thien (ibu Tran Hung Dao) untuk dinikahkan dengan Raja Tran Thai Tong, dengan tujuan mengukuhkan kedudukan keluarga Tran dalam pemerintahan. Ia juga melakukan pembersihan terhadap keluarga kerajaan Dinasti Ly, banyak dari mereka yang dibunuh atau dibuang ke pengasingan. Tran Lieu, yang sakit hati karena dipaksa menceraikan istrinya, sempat melakukan pemberontakan namun gagal. Ia sudah kehilangan kepala kalau saja adiknya, Raja Thai Thong tidak maju membelanya, ketika Tran Thu Do hendak memenggalnya. Tran Lieu maupun raja menyimpan dendam terhadap paman mereka yang gila kuasa itu, namun mereka tidak bisa berbuat banyak karena tidak memiliki cukup kekuatan untuk melawan. Tran Lieu memilihkan guru-guru terbaik untuk mendidik Tran Quoc Tuan dengan harapan satu hari nanti putranya itu akan menjadi orang besar dan mengembalikan kehormatan keluarganya. Tran Quoc Tuan tumbuh sesuai harapan ayahnya. Bukan saja berbakat dalam bidang sastra, ia juga menggemari dunia kemiliteran. Sejak usia muda, ia telah tertarik pada karya-karya klasik Tiongkok dan menguasai Seni Perang Sun Tzu. Ketika menjelang ajal, Tran Lieu berpesan pada putranya itu agar membalaskan dendamnya terhadap sang wali raja, Tran Thu Do.
Sejak awal abad 13, setelah Genghis Khan menyatukan suku-suku di padang rumput Mongolia, bangsa pengembara itu mulai menjadi momok mengerikan bagi dunia. Tahun 1253, cucu Genghis, Kubilai Khan, yang mendirikan Dinasti Yuan di Tiongkok, berhasil menaklukkan Kerajaan Dali (sekarang Yunnan, Tiongkok). Tahun 1257 ia pernah mengirim pasukan menyerang Vietnam, namun karena kurang persiapan dan tidak terbiasa dengan iklim daerah tropis, mereka akhirnya mundur. Saat itu Tran Hung Dao juga turut berperang melawan musuh, namun perannya belum terlalu menonjol. Setelah tercapai kesepakatan damai, kedua negara tidak saling serang hingga tahun 1284. Saat itu Kubilai mengutus putranya, Pangeran Toghan untuk menginvasi Champa. Juni 1285, Toghan dan pasukannya tiba di perbatasan utara Vietnam dan meminta izin untuk melintas. Permintaan ini ditolak raja Vietnam saat itu, Tran Nhan Tong. Pangeran Toghan marah dan menyerang Vietnam. Mereka berhasil merebut ibukota Thang Long (sekarang Hanoi), namun sebelum kota itu jatuh, pasukan Vietnam telah terlebih dahulu membumihanguskannya sehingga pasukan Mongol tidak mendapat makanan maupun tempat untuk berteduh. Tran Hung Dao bersama beberapa jenderal lainnya mengawal keluarga kerajaan melarikan diri dari pengejaran Mongol. Dalam pelarian yang sulit, mantan raja Tran Thanh Tong (ayah raja Nhan Tong yang telah mundur dan menyerahkan tahta pada putranya) bertanya padanya, “Musuh begitu kuatnya, jika kita terus berperang bukankah akan menyengsarakan rakyat? Tidakkah lebih baik kita meletakkan senjata saja demi menyelamatkan rakyat?” Namun jawab Tran padanya, “Hamba sangat mengerti rasa kemanusiaan Yang Mulia, tapi akan jadi apa tanah leluhur kita ini nanti, dan juga kuil-kuil leluhur kita? Bila Yang Mulia sungguh ingin menyerah, maka potonglah dulu kepala hamba ini!” Tergugah oleh tekad Tran, raja pun memutuskan untuk terus berjuang.
Dalam pelarian itu, Tran mengumpulkan kembali pasukan Vietnam yang tercerai-berai. Di hadapan para prajurit dan milisi itulah Tran menyampaikan pidatonya yang terkenal untuk membangkitkan kembali semangat mereka agar terus berjuang mempertahankan tanah air dan mengusir musuh. Pidato ini bertajuk ‘Panggilan Prajurit’. Semangat tempur pasukan Mongol semakin turun dari hari ke hari. Sepanjang jalan yang mereka lalui mereka hanya mendapati kampung dan sawah yang telah dibakar oleh orang-orang Vietnam sehingga persediaan mereka semakin menipis. Situasi ini bertambah parah dengan iklim wilayah tropis yang menyebabkan penyakit mulai berjangkit di antara mereka. Tran merasa saatnya melakukan serangan balasan telah tiba. Sebagian besar pertempuran terjadi di wilayah perairan sehingga pasukan kavaleri Mongol tidak dapat berfungsi efektif. Kemenangan mulai berpihak pada pasukan Vietnam, mereka memenangkan banyak pertempuran bahkan salah satu komandan Mongol, Sogetu, gugur dalam perang di front selatan. Melihat situasi yang tidak menguntungkan ini, Pangeran Toghan terpaksa menarik mundur pasukannya. Dalam perjalanan pulang, pasukan Mongol masih harus menghadapi serangan sporadis dari suku-suku minoritas di utara seperti Hmong dan Yao.
Tahun 1287, Kubilai Khan kembali mengirim Toghan ke Vietnam untuk membalas kekalahannya dulu. Kali ini dengan pasukan yang jauh lebih besar dari sebelumnya yang terdiri atas infanteri, kavaleri, dan angkatan laut (sumber-sumber sejarah Vietnam menyebutkan pasukan itu berkekuatan 500.000, namun beberapa sumber sejarah barat menyebutkan hanya 70.000 hingga 100.000). Dengan pasukan sebesar itu, pasukan Mongol menguasai babak awal invasi kali ini. Mereka mengalahkan pasukan Vietnam di perbatasan dalam waktu singkat. Angkatan laut Mongol berhasil membinasakan hampir seluruh pasukan di bawah jenderal Tran Khanh Du, sementara pasukan kavaleri di bawah pimpinan Pangeran Ariq Qaya berhasil menduduki Phu Luong dan Dai Than, dua kota strategis di perbatasan Vietnam. Pasukan yang melalui jalur darat dan laut ini bertemu di Van Don. Raja memanggil pulang Tran Khanh Du untuk diajukan ke pengadilan militer atas kegagalannya, namun ia menunda kepulangannya dan mengkonsolidasi sisa-sisa pasukannya di Van Don. Kemudian pasukan kecil itu menyergap dan berhasil mengalahkan armada pengangkut perbekalan di bawah pimpinan jenderal Zhang Wenhu (dari etnis Han, Tiongkok), yang telah lebih dulu tiba di kota itu
Sementara itu Tran Hung Dao juga telah berhasil merebut kembali kota Dai Than. Berita ini membuat pasukan Mongol yang saat itu sedang berbaris menuju Thang Long dilanda kepanikan. Taktik gerilya yang dilancarkan pasukan Vietnam juga sangat membuat mereka kewalahan dan menderita banyak kerusakan. Pasukan Mongol terus maju ke Thang Long menembus segala rintangan itu, namun setibanya di sana sekali lagi kota itu telah ditinggalkan oleh raja. Kedua belah pihak mengalami kalah dan menang silih berganti. Mongol meraih kemenangan di Yen Hung dan Long Hung, sementara Vietnam menang dalam pertempuran laut di Dai Bang. Setelah perang berlarut-larut dan jatuh banyak korban di pihaknya, akhirnya Pangeran Toghan memutuskan untuk mundur. Ia membagi rute lewat jalur darat melalui Noi Bang yang dipimpinnya sendiri sementara angkatan lautnya akan mundur melalui Sungai Bach Dang dipimpin oleh Jenderal Umar (dari kaum Muslim).
Pasukan Mongol tidak pernah menduga bahwa beberapa bulan sebelumnya, Tran Hung Dao telah memerintahkan tentara dan penduduk setempat untuk memasang jebakan di Sungai Bach Dang berupa pancang-pancang kayu raksasa bermata baja yang dipasang di dalam air di beberapa bagian sungai. Ketika melihat kapal-kapal Mongol itu, pasukan Vietnam muncul dengan perahu-perahu kecil memprovokasi mereka hingga mengejar ke daerah jebakan. Ketika gelombang sungai reda, kapal-kapal Mongol pun tersangkut atau bocor tertusuk pancang-pancang besar itu. Tran Hung Dao segera memerintahkan pasukannya menyerbu armada Mongol yang tengah terjebak. Tidak kurang dari 400 kapal berhasil dibakar. Tentara Mongol yang terbunuh dan tenggelam tidak terhitung banyaknya hingga air sungai berubah menjadi merah darah dan dipenuhi mayat. Armada Mongol luluh lantak, komandannya, Jenderal Umar, tertawan. Pasukan darat yang dipimpin Toghan lebih beruntung. Meskipun beberapa kali disergap di Noi Bang, namun mereka dengan susah payah akhirnya berhasil lolos kembali ke Tiongkok dengan memisahkan diri dalam unit-unit kecil.
Setelah berhasil mengusir Mongol, Kaisar Nhan Tong mengirim utusan ke Tiongkok, untuk membicarakan perundingan damai. Dinasti Tran bersedia mengakui supremasi Mongol dan menjadi salah satu negara protektoratnya. Kubilai dengan berat hati menerima negosiasi itu. Hubungan kedua bangsa itu kembali dipulihkan dengan saling mengirim duta masing-masing dan pertukaran tawanan perang. Namun raja merasa enggan melepaskan Umar yang terkenal akan kebengisannya dan telah membantai banyak rakyat Vietnam di wilayah yang pernah didudukinya. Namun menghukum mati juga dikhawatirkan akan merusak proses perdamaian. Untuk itu, Tran Hung Dao mempunyai akal. Umar bersama beberapa tawanan lain dipulangkan dengan kapal yang telah disabotase sehingga di tengah jalan, kapal itu karam dan menenggelamkan penumpangnya. Maka tamatlah riwayat sang penjahat perang yang dibenci bangsa Vietnam itu. Kubilai pun tidak bisa berbuat apa-apa karena peristiwa itu termasuk kecelakaan. Sementara Pangeran Toghan, yang pulang sebagai pecundang, diasingkan ke Yangzhou hingga akhir hayatnya.
Setelah Mongol terusir dari Vietnam, raja menganugerahi Tran gelar kehormatan Hung Dao Dai Vuong (raja agung Hung Dao) atas jasa-jasanya mempertahankan negara dari serangan musuh. Tahun 1300, Tran jatuh sakit, kondisinya makin menurun dari hari ke hari. Raja Tran Anh Tong membesuknya dan meminta nasihat terakhir mengenai apa yang harus dilakukan bila Mongol menyerang lagi sepeninggal Tran. Pada sang raja, Tran menyampaikan strategi terakhirnya, “Bila musuh menyerang seganas api dan angin, tidak sulit untuk menghadapinya, tapi bila mereka menyerang dengan sabar bagaikan ulat sutra menggerogoti daun murbei, tanpa mencari kemenangan instan dan tanpa menjarah rakyat, selain jenderal yang mampu, juga dibutuhkan strategi yang cermat dan matang seperti bermain catur. Dalam hal ini tentara harus bersatu padu, sehati seperti layaknya ayah dan anak dalam keluarga. Rakyat juga harus diperlakukan dengan baik sehingga perjuangan memiliki dasar yang kokoh hingga lapisan bawah”. Tran Hung Dao, pahlawan besar yang pernah menyelamatkan negerinya dari musuh itu, akhirnya menutup mata dengan tenang pada usia 73 tahun. Ia menolak ketika raja dan rakyat hendak memakamkannya dengan upacara yang megah di mausoleum yang indah. Sesuai wasiatnya, jenazahnya dikremasi lalu abunya ditaburkan di bawah pohon ek yang ditanamnya di kediaman keluarganya di pinggiran kota Thang Long.
Tran Hung Dao dengan strateginya yang gemilang berhasil mengalahkan pasukan Mongol yang sangat ditakuti di dunia saat itu, padahal di pihaknya Tran hanya memiliki pasukan Vietnam yang persenjataannya kalah modern dibanding lawan, ditambah dengan para milisi sukarelawan yang bersenjatakan seadanya saja. Tran menutupi segala kekurangan itu dengan taktik serangan kilat serta taktik ‘pukul dan kabur’. Ia juga sangat menguasai geografi setempat sehingga mampu mengambil keuntungan dari kondisi alam Vietnam yang didominasi hutan-hutan lebat dan sungai yang merupakan medan yang tidak cocok bagi pasukan kavaleri. Strategi-strateginya ini dituangkan dalam risalah-risalahnya yang menjadi referensi militer yang berharga hingga masa kini. Keberhasilan Tran menghalau Mongol menjadikan Vietnam sebagai negara kedua di timur jauh, setelah Jepang, yang sanggup bertahan dari serangan Mongol. Kemenangan itu sekaligus merupakan salah satu prestasi militer terbesar dalam sejarah dunia. Patriotismenya terus menginspirasi bangsa Vietnam dari generasi ke generasi. Hingga kini di Vietnam terdapat banyak kuil dan patung yang didirikan untuk mengenangnya. Hampir semua kota-kota besar di sana memiliki jalan yang memakai namanya. Pada tahun 1960-an, Bank Vietnam menerbitkan uang kertas 500 Dong dengan gambar wajah Tran
INVASI MONGOL KE JEPANG
Invasi Mongolia ke Jepang (元寇 Genkō?) tahun 1274 dan 1281 adalah invasi dan penaklukan yang dilancarkan oleh Kublai Khan untuk merebut Jepang setelah kapitulasi Goryeo. Meskipun gagal, usaha invasi ini penting dalam makro-sejarah, membatasi ekspansi Mongol
Invasi ke tanah Jepang dilakukan jauh sebelum invasi ke kerajaan di Asia Tenggara. Invasi ini berlangsung dua kali. Invasi pertama dilakukan pada tahun 1274 dimana pasukan Mongol bergabung dengan pasukan Korea (pada umumnya budak) mendarat di teluk Hakata. Ribuan pasukan yang berangkat dari Pusan (Korea) melewati pulau Tsushima dan Iki dengan mudah. Namun pada saat mereka hendak mencapai tanah Jepang, mereka diserang oleh badai Tsunami yang menghancurkan pasukan serta pangan mereka hingga tiga per empatnya. Pasukan yang mendarat di teluk Hakata tidak memiliki pangan dan senjata yang cukup untuk melawan pasukan Jepang. Mereka dihancurkan oleh pasukan Samurai. Kaisar Jepang memerintahkan pasukan China untuk dibebaskan karena mereka adalah penduduk dari Tang (kerajaan China pada zaman dinasti Tang mempunyai hubungan baik dengan Jepang). Sedangkan pasukan Mongolia dan Korea semuanya dihukum penggal. Pasukan Mongol yang dikirim ke Jepang itu berupa gabungan dari tentara Mongolia sendiri dan budak-budak dari China dan Korea.
Pada tahun 1281 ratusan ribu pasukan Mongol mendarat untuk kedua kalinya ditanah Jepang. Pasukan Samurai Jepang saat itu tidak mengerti dengan taktik perang Mongol. Menurut tradisi Jepang, sebelum perang dimulai, mereka harus mengadakan duel (satu lawan satu) antar panglima diatas kuda untuk mengukur kekuatan dan semangat lawan. Namun pada saat itu, tidak ada orang yang bisa berbicara bahasa Mongol dari jajaran pasukan Jepang. Pasukan Mongol sendiri tidak mengerti bahasa Jepang. Sehingga pada saat tantangan duel diteriakkan, ribuan pasukan Mongol maju menyerang secara membabi buta. Pasukan Samurai juga menderita oleh serangan Mongol yang berupa hujan anak panah. Secara tradisi pasukan Samurai berperang dengan memanah musuh secara akurat tidak seperti Mongol yang memanah musuh secara membabi buta dan dengan jumlah yang besar. Pasukan Mongol juga menggunakan "senjata guntur" (bom) untuk menghancurkan jajaran pasukan Samurai. Senjata guntur itu pertama kali diciptakan oleh kerajaan China. Senjata itu terbuat dari tanah liat dan dengan bentuk bola yang besar. Di dalam tanah liat tersebut diisi penuh dengan bubuk mesiu. Kemudian bola tanah liat itu diikat dengan tali dan diayukan kearah musuh. Ledakan bola tanah liat itu bagaikan guntur dan menakuti jajaran pasukan samurai dan kuda-kuda yang mereka tunggangi. Setelah perang dimenangkan, ratusan ribu pasukan Mongol kembali ke perkemahan mereka di daerah pantai serta membakar desa-desa disekitarnya. Pada malam harinya terjadi Tsunami ganda yang menghancurkan perkemahan mereka serta kapal-kapal mereka lebih parah dengan apa yang terjadi pada tahun 1274. Tsunami ganda tersebut dinamakan Kamikaze, yang kemudian nama itu digunakan oleh kerajaan perang sebagai kode tempur dalam perang pasifik pada perang dunia ke 2. Pasukan Mongol yang tersisa sedikit tersebut kemudian dihancurkan oleh pasukan Jepang. Hal itu menandakan akhir invasi Mongol ke Jepang. Beberapa ahli sejarah mengatakan bahwa kaisar Jepang mengakui kedaulatan Mongol serta mengirimkan upeti, hal itulah yang membuat Kubilai Khan puas dan mulai mengarahkan pandangannya ke negeri-negeri di Asia Tenggara (Jawa, Vietnam, Kamboja, dsb).
INVASI MONGOL KE KOREA
Pasukan Mongol memasuki wilayah Korea pada tahun 1216. Pada saat itu hubungan berlangsung baik dikarenakan pasukan Mongol diperintahkan untuk menghancurkan angkatan perang Khitan. Pada saat itu hubungan antar kerajaan Koryo (Korea) dan kerajaan Khitan tidaklah berlangsung baik. Angkatan perang Khitan yang tidak mendapat bantuan pangan dari kerajaan Korea mengambil langkah untuk merebut pangan dari desa-desa di Korea untuk melawan kerajaan Mongolia. Raja Koryo memutuskan untuk bergabung dengan pasukan Mongolia dalam menghancurkan pasukan Khitan. Setelah perang usai, raja Koryo membuat perjanjian damai terhadap kerajaan Mongolia dan mengirim upeti tahunan. Namun upeti tersebut dirampas oleh kawanan perampok dan duta besar Mongolia terbunuh. Hal itu mengakibatkan kerajaan Mongol marah dan mengirim pasukan penghukumnya untuk memasuki wilayah Korea yang kedua kalinya.
Pertempuran terjadi sengit pada tahun 1231. Pasukan Mongol berhasil menawan raja Korea dan mendirikan perkemahan Mongol untuk mengamankan wilayah jajahannya. Kemudian sebagian besar pasukan mereka kembali ke negeri Mongol. Namun perkemahan tersebut diserang oleh para pemberontak. Hal itu menimbulkan invasi ketiga pada tahun 1254 yang mengakhiri hidup kerajaan Korea. Pada tahun 1258 seluruh wilayah Korea berhasil dikuasai oleh kerajaan Mongol. Raja Korea yang kabur ke pulau kecil Cheju, lalu mengawinkan putrinya kepada kerajaan Mongol pada tahun 1273. Pulau itulah yang kemudian dipakai oleh pihak Mongol untuk rencana invasi ke negeri Jepang.
INVASI MONGOL KE ANATOLIA
Selama masa kekuasaan Ögedei, Seljuk di Anatolia menawarkan persahabatan dan upeti kepada Chormaqan.[5] Namun, saat Sultan Kaykhusraw II berkuasa, Mongol mulai menekan sultan agar pergi langsung ke Mongolia menyerahkan sandera, dan menerima darugachi Mongol.
Di bawah kepemimpinan komandan Bayju, tentara Mongol menyerbu Seljuk pada musim dingin 1242-43 dan berhasil merebut kota Erzurum. Sultan Kaykhusraw II segera meminta bantuan dari tetangganya. Kekaisaran Trebizond mengirim bantuan[6] dan beberapa bangsawan Georgia juga turut serta, namun sebagian besar orang Georgia terpaksa bertempur untuk penguasa Mongol mereka. Pertempuran besar berkecamuk di Köse Dağ pada tanggal 26 Juni 1243. Meskipun jumlah musuh lebih besar,[7] tentara Mongol berhasil mengalahkan tentara Seljuk dan merebut kota Sivas dan Kayseri. Sultan melarikan diri ke Antalya namun terpaksa berdamai dengan Bayju dan membayar upeti kepada Kekaisaran Mongol. Akibat kekalahan Seljuk, Anatolia mengalami kekacauan dan negara Seljuk mengalami disintegrasi. Sementara itu, Kekaisaran Trebizond menjadi vassal Mongol.
INVASI MONGOL KE HUNGARIA
Pertempuran Mohi atau Pertempuran Sungai Sajó, (pada 11 April 1241) adalah pertempuran utama antara Kekaisaran Mongol melawan Kerajaan Hongaria pada masa invasi Mongol ke Eropa. Pertempuran ini terjadi di Muhi, sebelah barat daya Sungai Sajó. Setelah pertempuran dimenangkan oleh Mongol, tidak ada pasukan besar lain yang mampu menghambat orang-orang Mongol.
Usaha untuk menghalangi tentara Mongol di sungai Donau dari April 1241 hingga Januari 1242 cukup berhasil. Akan tetapi, dalam musim dingin yang tidak biasa, sungai membeku, dan setelah beberapa pertempuran, orang-orang Mongol berhasil menyeberang. Keluarga kerajaan Hongaria melarikan diri dan mencari bantuan negara-negara Eropa lain. Pada tahun 1242, Ögedei Khan wafat, sehingga tentara Mongol akhirnya mundur.
INVASI MONGOL KE BULGARIA
Invasi Mongol ke Bulgaria Volga berlangsung dari tahun 1223 hingga 1236. Pada tahun 1223, setelah menaklukkan tentara Rusia dan Suku Kipchak pada Pertempuran Kalka, tentara Mongol di bawah Jenderal Subutai dan Jebe dikirim ke Bulgaria Volga. Pada titik dalam sejarah pasukan Jenghis Khan dianggap sebagai tak terkalahkan. Namun ternyata pada tahun 1223, orang Bulgar mengalahkan Mongol. Tentara dipimpin oleh Raja Bulgar, Ghabdulla Chelbir, dan termasuk tentara Pangeran Mordvin mengalahkan pasukan Subutais pada tahun 1223 dalam Pertempuran Samara Bend, salah satu yang pertama mengalahkan bangsa Mongol. Mongol kembali pada 1229 di bawah komando Kukday dan Bubede. Mongol akhirnya mengalahkan Bulgar perbatasan-penjaga di Sungai Ural dan mulai pendudukan Lembah Ural atas. Beberapa tahun kemudian, pada 1232, Kavaleri Mongol menaklukkan bagian tenggara Bashkiria, dan bagian selatan masih diduduki Bulgaria Volga. Setelah kegagalan mengalahkan secara keseluruhan Bulgaria Volga, bangsa Mongol menyerang lagi pada tahun 1236. Pasukan Mongol yang dipimpin oleh Batu Khan mengepung dan merebut Bilär, Bolghar, Suar, Cükätaw, dan kota-kota lainnya dan istana dari Bulgaria Volga. Banyak penduduk yang dibunuh atau dijual ke perbudakan.
INVASI MONGOL KE INDIA
Kekaisaran Mongol meluncurkan beberapa kali invasi ke anak benua India dari tahun 1221 to 1327. Bangsa Mongol menjadikan Kashmir sebagai negara pengikutnya. Namun kampanye militer Mongol melawan Kesultanan Delhi terbukti tidak berhasil, meskipun Mongil terus-menerus menyerangnya.
INVASI MONGOL KE RUSIA
Pada 1223 tentara Chingis Khan, pendiri Kekaisaran Mongolia, pertama mencapai padang selatan Kievan Rus. Pada Pertempuran Kalka mereka mengalahkan kekuatan gabungan Polovtsy dan Rus ditarik dari Kiev, Chernigov, dan Volynia. Mongol kembali pada 1236, ketika mereka menyerang Bulgar. Pada 1237-1238 mereka melancarkan serangan terhadap Ryazan dan kemudian Vladimir-Suzdal. Pada 1239, mereka menghancurkan kota-kota selatan Pereyaslavl dan Chernigov, dan pada 1240 Kiev ditaklukkan
Keadaan Kievan Rus dianggap telah runtuh dengan jatuhnya Kiev. Tapi Mongol pergi ke selatan Galicia dan Volynia sebelum menyerang baik Hungaria dan Polandia. Pasca penaklukan mereka, para penjajah(mongol) menetap di sekitar datatran rendah Sungai Volga , membentuk bagian dari Kekaisaran Mongol yang umumnya dikenal sebagai Golden Horde . Penggabungan pasukan dengan pangeran Rurikid membuat jalan mereka ke horde untuk memberi penghormatan kepada khan Mongol. Dengan pengecualian Pangeran Michael dari Chernigov, karena telah dieksekusi. khan dikonfirmasi masing-masing pangeran sebagai penguasa di kerajaannya masing-masing . Demikian ia menegaskan disintegrasi Kievan Rus. Setelah beberapa setengah hati Shirvan dan serangan terhadap Derbend, Mongol memaksa ekspedisi melintasi Kaukasus dan, di 1222, muncul di stepa Rusia Selatan yang telah pulang, sejak pertengahan abad ke-11, ke suku-suku Turki dari Kipchaks atau Cumans. Pada bulan Mei 1222, jenderal Mongol Jebe dan Sube'etei dan 20.000 pasukan kavaleri Mongol mengejar Kypchaks melarikan diri (atau Cumans) dari sisi barat Laut Kaspia ke arah barat laut, ke Kiev. Bangsa Mongol bertemu pasukan gabungan dari Rusia dan Cumans, 30.000 orang, di tepi timur Sungai Dnieper. Beberapa mengatakan bahwa Sube'etei, dengan hanya 2.000 kavaleri Mongol, terpikat Rusia dan Cumans selama sembilan hari menuju Sungai Kalka kecil yang mengalir ke Laut Azov, di mana pasukan kavaleri Mongol utama (penomoran 20.000) sedang menunggu. Di bawah arahan Jebe dan Sube'etei, bangsa Mongol menyerang musuh pada akhir Mei dan menghancurkan sebagian besar pasukan mereka. Menurut sejarawan Ibnu Arab al-Atsir, kemenangan pertama bangsa Mongol dicapai melalui membagi Kipchak-Alan pasukan gabungan dengan mengacu pada mantan, mengingatkan mereka bahwa Cumans dan Mongol "adalah dari ras yang sama, Alans, namun , tidak berhubungan dengan Anda, "argumen munafik yang, bagaimanapun, Cumans menemukan menarik. Pada Januari 1223 pasukan Mongol memasuki Sudak (Soldaia) pasar utama di Crimea, sebuah koloni Kekaisaran Trebizond, di mana mereka bertemu populasi campuran yang terdiri terutama dari Yunani dan Armenia. Pengkhianatan Cumans 'tidak melunasi sejak, sekarang dipisahkan dari Alans, mereka harus menanggung sendiri beban serangan Mongol.
Kalah, mereka pangeran Koten (Kotien) mengungsi dengan ayah-mertuanya Mistislav dari Halich yang ia memperingatkan dengan mengatakan bahwa Koten berhasil "hari ini mereka (bangsa Mongol) mengambil tanah kami, dan besok mereka akan datang dan mengambil milikmu." membujuk beberapa pangeran Rusia untuk mengambil inisiatif dan memenuhi Mongol sebelum mereka telah mencapai wilayah Rusia. Mongol mengirimkan utusan sepuluh duta besar untuk menegosiasikan menyerah atau aliansi. Rusia angkuh mengeksekusi mereka semua tanpa kesadaran tentang apa pelanggaran serius terhadap etiket Mongol diplomatik mereka telah melakukan dan apa harga yang tinggi pangeran mereka, dan semua orang Rusia, akan segera membayar untuk kejahatan mereka. Sikap berani membawa keberhasilan awal untuk pasukan Rusia dan sekutu mereka Cuman, namun itu tidak cukup untuk mencegah bencana di pertempuran utama melawan dekat Kalka sungai (sekarang Kalec, anak sungai kecil dari Kalmius) yang, tergantung pada sumber-sumber kami , terjadi baik pada tanggal 31 atau 16 Juni 1223. Beberapa Rusia, dipimpin oleh Grand Duke dari Kiev, menolak dalam penghematan selama tiga hari sebelum menyerah pada janji bahwa kehidupan mereka akan terhindar. Dia menyerah, dan kondisi patah. Pengawalnya dibantai, dan ia dan dua putranya mertuanya yang lumpuh di bawah papan. Tatar diadakan festival mereka atas tubuh mati (1224). Forays Mongol terus untuk sementara, mencapai Novgorod di utara dan garis Dnieper di barat. Upaya mungkin setengah hati untuk mengambil Bulghar berakhir dengan kegagalan. Ibn al-Atsir, yang merekam acara tersebut, juga mencatat bahwa selanjutnya Mongol kembali untuk memenuhi Chinggis Khan, mungkin menjelang akhir 1223.
Rupanya kekuatan yang berkumpul untuk memenuhi Mongol itu terdiri dari pasukan dari semua atau sebagian besar kerajaan-kerajaan kecil dan kota-negara kawasan. Bangsa Mongol mulai pertempuran konflik kecil sebelum mundur ke timur. Rusia berpikir bahwa mereka memiliki tangan atas dan diikuti selama hampir dua minggu, di mana saat itu Mongol membawa mereka ke titik yang telah dipilih sebagai memberikan kondisi menguntungkan. Rusia telah mengenakan diri keluar mengejar Mongol dan menjadi tersebar. Mereka menarik diri di garis pertempuran untuk menyerang dan mulai dipukuli buruk. Ada kemungkinan bahwa pada titik ini Mongol ditawarkan istilah menyerah dan Rusia membawa mereka karena mereka tidak punya pilihan lain.
Mongol terus mengejar dan membantai Rusia sepanjang jalan kembali ke Laut Hitam, di mana kampanye dimulai. Dalam kata-kata dari entri Chronicle Novgorod untuk 1224, tentara besar dikirim keluar untuk melawan Mongol, hanya 'kembali kesepuluh setiap rumahnya. " Adalah penting untuk bangsa Mongol bahwa Rusia memahami hukuman berat untuk membunuh duta besar, dan itu sama pentingnya bagi para pemimpin Mongol untuk menegaskan kembali kepada manusia mereka sendiri sejauh mana mereka akan selalu bersedia untuk pergi untuk membalas pembunuhan tidak adil seorang Mongol.
INVASI MONGOL KE PALESTINA
Serangan Mongol ke Palestina terjadi pada akhir Perang Salib setelah keberhasilan invasi Mongol ke Suriah. Serangan ini terjadi antara tahun 1260 hingga 1300. Serangan Mongol dapat mencapai wilayah Gaza. Serangan ini dilancarkan oleh bagian kecil tentara Mongol, yang melucuti, membunuh dan menghancurkan wilayah yang diserangnya. Namun, Mongol tidak memiliki keinginan memasukan Palestina kedalam sistem administrasi Mongol, dan beberapa bulan setelah invasi ke Suriah, tentara Mamluk kembali dari Mesir dan merebut kembali wilayah Palestina tanpa perlawanan yang berarti
Akhir kerajaan Mongol
Kerajaan Mongol diakhiri oleh perebutan kekuasaan dan pemberontakan diseluruh jajaran wilayah Mongolia. Setelah kehancuran Dinasti Yuan di China, Kaisar Zhu Yuanzhang dari China mendirikan kerajaan Ming dan memerintahkan untuk mengadakan operasi balas dendam terhadap Mongolia. Ibukota Mongolia diratakan dengan tanah berserta seluruh harta karunnya. Setelah kerajaan Mongolia hancur, sejarah mencatat bahwa hanya dalam 1-2 generasi, rakyat China dan Eropa hilang hubungan dan tidak mengetahui sesamanya. Setelah itu Eropa tidak pernah tahu keberadaan negeri China, dan sebaliknya. Marco Polo yang pulang ke Italia dan memberitakan ekspedisi yang ia alami selama di China, dimana ia melihat vihara yang beratapkan emas, kerajaan yang berlimpah akan makanan dan harta itu, tidak dipercayai oleh orang Eropa. Namun ada seseorang yang percaya akan legenda yang diceritakan oleh Marco Polo. Ia adalah Columbus, yang mengadakan pelayaran untuk mencari dunia yang diceritakan oleh Marco Polo, dan akhirnya mendarat di benua baru yang dinamakan benua Amerika.